Carlo Acutis, penyintas leukimia yang diangkat sebagai Santo milenial pertama di dunia. Carlo Acutis, penyintas leukimia yang diangkat sebagai Santo milenial pertama di dunia.

Remaja 15 Tahun Jadi Santo Milenial Pertama di Dunia, Meninggal Akibat Leukimia

Mendiang Carlo Acutis, penyintas leukimia yang meninggal pada usia 15 tahun, akan menjadi Santo milenial pertama di dunia. Paus Fransiskus menyetujui kanonisasi 15 orang—termasuk Carlo—saat memimpin Konsistori Publik Biasa bersama Dewan Kardinal di Istana Apostolik, Vatikan, Senin (1/7/2024) pagi.

Carlo lahir di London, Inggris, pada 3 Mei 1991. Dia dahulu bekerja sebagai desainer web, lalu meninggal akibat leukemia pada 12 Oktober 2006 di Monza, Italia. Menurut keterangan resmi Vatikan, Carlo kemungkinan akan dinyatakan sebagai Santo selama Yubileum 2025.

Kardinal Marcelo Semeraro menyampaikan laporan singkat dalam bahasa Latin yang disebut sebagai Peroratio. Dia mengatakan, sebelum berpulang, Carlo dikenal karena pengabdiannya pada mukjizat Ekaristi dan penampakan Maria yang dia katalogkan di situs web rancangannya. Masyarakat dapat mengunjungi relikui Carlo di Kota Assisi yang terkenal sebagai rumah Santo Fransiskus.

“Carlo menyambut dan merawat orang paling miskin. Dia membantu para tunawisma dan imigran dengan uang yang dia tabung dari tunjangan mingguannya,” bunyi Peroratio yang dibacakan Marcelo.

Mukjizat Carlo

Vatikan menyatakan, mukjizat Carlo terjadi 16 tahun setelah kepergiannya. Liliana, seorang ibu asal Kosta Rika berdoa di makam Carlo di Assisi pada 8 Juli 2022. Dia meninggalkan surat berisi permohonan untuk putrinya, Valeria, yang jatuh dari sepeda di Florence pada 2 Juli.

Anak itu menderita trauma kepala yang parah. Dia membutuhkan operasi kraniotomi dan pengangkatan tulang oksipital kanan untuk mengurangi tekanan pada otaknya. Melihat kondisinya, dokter menyebut, peluang hidup Valeria sangat rendah.

Kemudian, sekretaris Liliana berdoa kepada Carlo, dan pada 8 Juli, Liliana berziarah ke makamnya. Pada hari yang sama, secara mengejutkan, rumah sakit memberitahu Liliana bahwa Valeria kembali bernapas. Keesokan harinya, dia mulai bergerak.

Pada 18 Juli, hasil pemindaian CAT membuktikan bahwa pendarahannya telah hilang. Dokter pun memindahkan Valeria ke terapi rehabilitasi pada 11 Agustus. Setelah itu, ibu dan anak ini berziarah ke makam Carlo di Assisi pada 2 September untuk berterima kasih atas perantaraannya.

14 Santo lainnya

Kanonisasi Carlo Acutis dan 14 Santo lainnya

Selain Carlo, konsistori juga menyetujui kanonisasi untuk pengangkatan 14 orang sebagai Santo. Sebelas di antara mereka berasal dari kelompok terbesar Orang Suci yang baru menjadi martir di Damaskus, Suriah, pada 1860. Mereka terdiri dari: Pastor Manuel Ruiz López, tujuh orang sahabatnya, Abdel Moati, Fransiskus, dan Raphael Massabki,

Mereka tewas bersama ribuan orang Kristen yang terbunuh dalam Perang Saudara Suriah pada 1860. Menurut Peroratio, saudara-saudara Massabki dan 8 Fransiskan dibunuh pada malam 9 Juli 1860, ketika mereka berdoa di dalam gereja Fransiskan di Damaskus.

Selain itu, konsistori juga menyetujui kanonisasi dua orang Italia—Fr. Giuseppe Allamano dan Sr. Elena Guerra. Pastor Allamano mendirikan Misionaris Consolata pada awal abad ke-20, sedangkan Sr. Guerra mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan anak-anak perempuan dan mendirikan Oblat Roh Kudus pada akhir abad ke-19

Konsistori juga menyetujui kanonisasi seseorang yang religius kelahiran Kanada, Sr. Marie-Léonie Paradis. Dia mendirikan Suster-Suster Kecil Keluarga Kudus pada awal abad ke-20. Nama-nama dari 14 orang ini—tidak termasuk Carlo—akan tertulis dalam Daftar Orang Suci pada Minggu, 20 Oktober 2024.